Kamis, 27 November 2014

Sebuah Kata Dari Kita Untuk Kita



Bagi saya kebenaran biar pun bagaimana sakitnya lebih baik daripada kemunafikan. Dan kita tak usah merasa malu dengan kekurangan-kekurangan kita.
Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedudukan.

Saya tak tahu mengapa, saya merasa agak melankolis malam ini. Saya melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas kota Jakarta dengan warna-warna baru. Solah-olah semuanya diterjemahkan dalam satu kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong. Seolah-olah saya merasa diri saya yang lepas dan bayangan-bayangan yang ada menjadi puitis sekali di jalan-jalan.


Kenangan itu hanya hantu disudut fikir. Selama kita diam dan tidak berbuat apa-apa, selamanya dia tetap jadi hantu dan tidak akan pernah jadi kenyataan.


Setetes air mata menyatukanku dengan mereka yang patah hati. seulas senyum menjadi kebahagiaanku dalam keberadaan.

Neraka bukan dirasakan di dalam siksaan, neraka ada di dalam hati yang hampa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar